Cobaan, Ujian adalah sarana belajar.. agar menjadi lebih pandai..

Setiap episode kehidupan tak lain adalah cobaan.. anak, suami, harta dan segala yang melekat pada diri kita adalah ujian untuk kita, maka nikmat apa lagi yang engkau dustakan??

Senin, 25 Februari 2013

R A T A P


Kebahagiaan terbesar adalh, saat harapan-harapan itu terwujut dalam kenyataan.  Kecewa saat melihat satu-demi satu harapan itu pupus layaknya bunga yang tak jadi mekar, dan akhirnya layu termakan air.  Sulit dipercaya upaya-upaya selama ini tak berbuah indah.  Satu demi satu "pangeranku" merangkak menuju ujung tanduk yang memaksanya bergoyang antara impian dan ke gagalan. Mungkin kurang banyak air mata ini tumpah mengharap petunjuk Ilahi.  Mungkin terlalu sedikit curahan perhatian yang tertumpah pada mereka.  Mungkin kurang ilmu yang digali saat aku berperan menjadi "teman" nya, sehingga berkesan memaksakan.
Mereka adalah anakku.. kenakalannya adalah kecerdikannya yg belum terarah dengan baik. Untuk itulah Yang Maha Pengasih menitipkannya padaku..Mereka adalh calon-calon pemimpin seperti dalam doa-doaku,namun potensinya masih terkunci dalam kotak yg harus ku bantu untuk mencari. Tak ada skors kasih sayang, saat ku dapati kenyataan ini. Kasih sayang dan perhatian harus ku koreksi agar berdampak ketegaran dan kekuatan untuk tetap teguh dalam hingar bingar pergaulannya. Ku yakin, tak mungkin aku berjalan sendiri..pasti doa ku terjawab.

Selasa, 12 Februari 2013

KETIKA AKU JATUH CINTA BY UMAR MAJDI




Hati ini tak dapat dibohongi saat rasaku jatuh, pada suatu penawaran ideologi yang pas di hati. Rasanya aku bertemu dengan sosok yang selama ini ku cari. Ku ikuti permainan yang ditawarkan,semua sesuai dengan hati ini melangkah.  Sungguh indah persaudaraan yang ku rasakan, sungguh indah tausiah-tausiah yang ku dengarkan.  Semua mengarah pada yang Maha Kuasa. Tak ada ke bohongan, belajar tentang ilmu agama bersama-sama, apabila ada kesalahan pun di koreksi bersama-sama. Sesekali Ustaz yang piawai dengan ilmunya pun datang mengalirkan khazanah ilmu yang memang ku haus. Sungguh indah kebersamaan ini.
Saat ideologi itu berkembang,dan ku di giring ke pintu politik pun, tetap ku ikuti arah itu.  Tak ada keterpaksaan, semua mengalir dengan ilmu dan pemahaman. Sungguh indah negeri ini,apabila di nahkodai oleh orang-orang yang takut denganYang Maha Perkasa. Itu yang fahami. Untuk itulah aku di giring.  Ku ingin menjadi salah satu sel pendobrak kebobrokan, penegan kebenaran.
"Semakin tinggi pohon menjulang,semakin kuat angin menerpa". Begitulah nasib ideologi ini.  Saat "badai berita" menerjang. tak perlu ku ragu dengan semua ini , kuyakini semua orang bisa terjerembab dalam nikmatnya dunia, dan siapa pun yang melakukan ini, pasti tlah keluar dari garis-garis yang kuyakini.
Aku tak ragu dengan cinta ini, Saat cinta itu telah jatuh, hanya  Sang Maha Petunjuklah yang dapat membelokkannya.
 
Ya tuhan kami,jangnlah Engkau  gelincirkan kami setelah Engkau tunjukkan jalan yang benar  kepada  kami , dan berikanlah kepada kami dari sisi Mu Rahmat danKasih Sayang, sesungguhnya Engkau Maha Pemberi (Ali Imron:8

Sabtu, 09 Februari 2013

WASPADAI "VALENTIN DAY" By : Umar Majdi

Nayla yang masih duduk di taman kanak-kanak tiba-tiba bertanya pada ku "Bunda, kata teman aku, tanggal 14 Februari nanti kita akan pakai baju yang serba pink, aku kan nggak punya bun, besok beliin ya..".  Aku yang sedang asyik di dapur terkejut mendengar celoteh gadis kecilku. "Nayla.. ada apa dengan tgl 14 February sayang". Kuelus rambutnya yang lembut sambil kutatap matanya yang jenaka. Nayla yang masih lugu mengerutkan keningnya sambil memutar pandangannya " Nggak tahu bun, tapi kata zahra, hari itu hari  kasih sayang, jadi baju dan jilbabku harus pink".  Segera ku mengerti, bagaimana iklan di televisi yang mengangkat tema 14 February sebagai icon remaja terutama kaum hawa, dan dilambangkan dengan warna pink. Namun secara tidak sadar, anak-anak yang belum tergolong remaja pun ikut-ikutan "lebay" dengan tgl 14 February yang dikenal dengan hari Valentin.
            Tidak disadari  televisi menjadi media yang efektif sebagai transfer informasi, sehingga kita orang tua harus waspada untuk mendampingi dan memastikan, bahwa informasi yang didapat anak kita adalah berita yang benar.  Kadang , kita tidak menyadari, anak-anak menyerap berita  yang dapat mengotori nilai-nilai aqidah. Upaya me-universal-kan perayaan agama, menjadi hal yang perlu kita waspadai.  Seperti acara Valentin day.  Acara tersebut  merupakan  perayaan umat kristen  untuk mengingat seorang pendeta yang dihukum mati karena memperjuangkan cinta sepasang kekasih.  Namun dengan bantuan media,  Valentin day menjadi perayaan pengungkapan kasih sayang dari sepasang kekasih., dan seolah-olah tidak berkait dengan agama tertentu, padahal jelas-jelas itu adalah perayaan ummat kristen. .
            Dalam Alqur'an jelas dikatakan   "Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka" (Al Baqoroh:120).  Berdasarkan ayat tersebut  Valentin day menjadi acara yang haram dirayakan oleh umat Islam.  Walaupun tidak ada simbol agama yang dibawa, namun sejarah mengatakan bahwa perayaan tersebut bukan berasal dari Islam.  Media pun menjadi sarana pendekatan nilai-nilai barat, saat banyak ulama meneriakkan haram merayakan valentin day, lagi-lagi media mengidentikkan valentin day dengan yang serba pink.  Sehingga tanpa adanya  perayaan, nilai-nilai "valentin day" juga menjadi "bahasa tanpa kata" saat seseorang menggunakan ornamen serba pink pada 14 februari.  Ini adalah upaya pengrusakan aqidah secara laten, pengrusakan itu tidak langsung namun sedikit demi sedikit, anak-anak kita dijauhkan dengan nilai-nilai Islam dan di ganti dengan nilai-nilai barat, dan pada akhirnya jauh dari nilai Islam tersebut. Untuk itu kita sebagai orang tua hendaknya waspada terhadap upaya upaya ini.   Televisi yang ada dirumah kita, akan  menjadi media yang kadang kita tidak sadari, anak-anak akan berguru padanya.  Tentunya kita tidak bisa menyalahkan Televisi namun pendampingan terhadap anak-anak, dan pengenalan akan nilai-nilai Islam perlu kita tingkatkan.  
            Orang tua adalah guru terbaik untuk anak-anak kita.  Hendaklah kita menjadi guru yang menjelaskan tentang hal-hal yang baru bagi anak-anak kita.  Saat mereka tidak bisa bertanya pada orang tua tentang suatu hal, anak-anak akan mencari sendiri jawabannya, atau tanpa bertanya mereka akan mengikuti apa yang mereka lihat.  Apabila hal yang baik, tentunya akan menjadi prilaku yang baik.  Namun apabila hal yang buruk, tentunya menjadi prilaku yang buruk yang akan dilakukan oleh anak-anak kita.   Dalam Hadits dikatakan “Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk kaum tersebut (HR Abu Daud dan  Muslim Sunnah).