Lisda terus mennatap rintik2 hujan diluar, hujan diluar hanya rintik2 tapi dari fajar hingga jam jelang siang belum juga reda, hingga semua tanaman di halamannya menneteskan air. Seperti hati ku, walau kesalahan itu tak terlalu berat, tapi kenapa saat muncul masalah sepertinya jadi aku yang bersalah, aku yang harus memohon maaf, aku yang harus menghiburnya agar mau berdamai.

O P T I M I S . T I T I K

Hari-hari indah selalu menghiasi hidupku,rasanya tak ada yang buruk, semua indah.  Sejak kulampaui mendungnya awan kehidupan, kini hanya awan-awan kecil yang mengganggu dan saat angin berhembus, awan itu pun pergi entah kemana.  Tak ada hidup yang mulus seperti lembutnya alur pelangi, tapi  hidup ini seperti warna warni nya pelangi.  Keindahan itu ada saat kita bisa mengubah warna warni kehidupan menjadi alunan ujian yang membuat kita semakin bijak. Berfikiran positif dan selalu semangat,pasti mampu menghilangkan kelesuan hidup dan kebuntuan fikiran.
Aku bersyukur dengan pendampingku yang bijak dan 5 anak panah yang siap meluncur.  yah.. mereka adalah pilot dan penumpangku. penumpangku punya tujuan dah pilotku yang mengarahkan lajunya pesawat, dan aku..yang menjaga agar semua setabil. Rasanya penting banget yah.. Tentu saja,untuk berjalannya pesawat,semua element harus ada..
Indahnya hidup ini, saat aku  bisa bersyukur atas semua yang melekat dalam diriku.  Meskipun yang melekat adalah sakit atau suatu kemalangan.  Saat sakit, ku yakin Rabb yang maha penyayang sedang mengikis dosa-dosa ku yang melekat. Saat kemalangan kurasakan,ku lirik kebawah, ke pinggir jalan , ke pengemis, ke anak-anak jalanan, mereka lebih malang dariku, anak-ank jalanan pun mungkin korban keegoan ortunya,oh.. sesungguhnya kemalangan dan kekecewaan ku tidak seberapa dibanding mereka.  Semangat ku pun kembali merekah..Bagai mentari yang kembali muncul, setelah semalaman tertidur sejenak.